Khazzanah Tour Travel Umrah Dan Hajj Plus Jakarta, ID: Sekilas tentang Museum Hagia Sophia serta Budaya Aksida Ekmek di Turki

PT Galih Tunggal Perkasa
Khazzanah Tours

Head Office : Jl Terusan I Gusti Ngurai Rai No. 6
Pondok Kopi Duren Sawit Jak - Tim. 13460
Khazzanah Tours

Sekilas tentang Museum Hagia Sophia serta Budaya Aksida Ekmek di Turki


Turki ialah negeri yang penuh sejarah, semacam halnya kota Istanbul yang ialah pusat tempat kerajaan Ottoman di masa kejayaan Islam di masa kemudian yang terletak di negeri Asia- Eropa.
Sejarah kota Istanbul sendiri sangatlah panjang. Dulu kota Istanbul Berawal dari nama kota konstantinopel yang dipahami oleh kerajaan Bizantium, Romawi Timur
Tersebutlah Muhammad Al Fatih panglima perang Ottoman bersama segala pasukannya yang sukses menaklukkan kota konstantinopel sehingga inilah yang mencirikan dini kejayaan Islam di tanah ini.
Berlatar dari penaklukan konstantinopel ini membuat kota ini berubah nama jadi Istanbul oleh bangsa Turki Ottoman sampai semacam saat ini ini.
Setelah itu menimpa asal usul lambang bendera Turki yang biasa disimbolkan bagaikan bulan sabit serta bintang, dari sisi sumber sejarah lambang tersebut nyatanya berasal dari lambang yang sudah digunakan oleh Kerajaan Bizantium ataupun diketahui pula dengan nama Kerajaan Romawi Timur, yang setelah itu diadaptasi oleh Kerajaan Ottoman.
Lambang yang pula populer bagaikan lambang keislaman sebab islam Turki menggapai puncak kejayaannya pada masa kekhalifaan Ottoman serta kekhalifahan tersebut senantiasa memakai lambang tersebut.

Terdapat perihal menarik di Turki ialah tentang Museum Hagia Sophia, museum yang tadinya dijadikan masjid yang besar pada masa Ottoman.
Saat sebelum jadi museum, tetapi sukses diganti jadi masjid bernama Ayasofya.
Tetapi, Masjid yang jadi simbol Latuftahanna( pembebasan Konstantinopel oleh Sultan Mehmed II Fatih) sejauh 482 tahun itu, saat ini dijadikan museum oleh pemerintah Turki dengan alibi buat melindungi aset situs- situs memiliki yang terdapat di dalamnya, sehingga semenjak bertepatan pada 1 Februari 1935, Masjid Ayasofya diganti guna jadi museum.
Keputusan ini diresmikan lewat pesan sakti Kararname atas perintah Mustafa Kemal bagaikan presiden Republik Turki. Sampai saat ini ini rakyat Turki lagi berjuang buat mengembalikan museum Hagia Sophia itu buat kembali difungsikan jadi masjid.

Baca Juga :



Setelah itu perihal menarik yang lain ialah di Turki, terdapat kerutinan yang dicoba orang Turki buat membeli 2 buah roti, tetapi cuma mengambil satu buah roti. Satu buah roti sisanya dititipkan kepada penjual, buat diberikan kepada siapapun yang memerlukan.
Istilahnya yang diketahui merupakan askda ekmek, berhubungan spesial dengan roti. Kerutinan ini telah terdapat semenjak berabad- abad yang kemudian serta berlaku turun temurun. Askda ekmek, yang berarti" roti di
gantungan" ataupun" roti yang ditangguhkan".
Dikala membayar roti,
orang yang membeli roti hendak berikan ketahui orang yang mengambil duit ataupun penjual, kalau salah satunya merupakan buat askda ekmek.
Setelah itu roti dikantongkan serta digantung bersama- sama dengan yang lain, sehingga kala terdapat orang yang tiba sejauh hari serta bertanya," Askda ekmek var mi?"(" Apakah terdapat roti di kail?"), mereka bisa mengambil roti tersebut secara hanya hanya.
Profesor sejarah Febe Armanios, yang berfokus pada ikatan Kristen- Muslim di Timur Tengah serta sejarah santapan di Middlebury College di Vermont, AS, menarangkan, kalau askda ekmek merupakan suatu kerutinan yang berakar pada era Ottoman serta terikat dengan konsep zakat, pilar iman Muslim yang berfokus pada bermacam aksi amal".
Pemberian ekmek( roti) sangat berarti di Turki sebab bagi kebudayaan setempat, roti menopang kehidupan serta proteksi hidup merupakan suci.
Pemerintah Turki menyimpan rasa hormat pada kerutinan yang membudaya ini, perihal ini diterapkan buat melegitimasi ketentuan pemerintah serta memperoleh kesetiaan dari penduduk.
Pemerintah Turki meyakini kalau penduduk yang lumayan makan hendak patuh serta jauh lebih kecil kemungkinannya buat menentang pemerintah bila harga santapan pokok semacam roti, senantiasa terpelihara.

Regulator pasar dari pemerintah, yang biasa diucap muhtasib Islami, hendak mengendalikan penjualan roti buat mengatur harga serta membenarkan bahan pengisi yang digunakan bagaikan pengganti tepung senantiasa memakai bahan yang bermutu, apalagi sampai hari ini, harga roti senantiasa didetetapkan oleh pemerintah.
Demikian sekilas perihal perihal menarik yang terdapat di Turki mudah- mudahan sedikit pembahasan ini bisa berguna.


Back To Top -->